Mei 16, 2009

I Must Be Like Him

Anda pasti pernah membaca artikel tentang Elang Gumilang, pernah dengar namanya yang disebut sebut sebagai wirausaha muda, mahasiswa beromset 17 miyar, atau pelopor perkreditan rumah layak huni untuk masyarakat miskin.

Selama ini banyak developer yang membangun perumahan namun hanya bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke atas saja. Jarang sekali developer yang membangun perumahan yang memang dikhususkan bagi orang-orang kecil. ElangGumilang (22), seorang mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha tinggi ternyata memiliki kepedulian tinggi terhadap kaum kecil yang tidak memiliki rumah. Meski bermodal pas-pasan, ia berani membangun perumahan khusus untukorang miskin. Apa yang mendasarinya?

Trijaya Palembang, dalam program profil minggu ini edisi 26 Juli 2008 berkesempatan untuk mewawancarai pria muda ini. Ramah dan rendah hati terdengar dari intonasi suaranya, Elang gumilang tidak segan berbagi rahasia kesuksesan usaha usahanya.

“saya mulai terjun ke dunia wirausaha ini sejak kelas tiga SMU, mulai dari jual donat, jual minyak goreng keliling, jual lampu bahkan jadi tukang sepatu sampai marketing perumahan” ujarnya

Dalam hati, Elang bertekad setelah lulus SMA nanti ia harus bisa membiayaikuliahnya sendiri tanpa menggantungkan biaya kuliah dari orang tuanya. Iapun mempunyai target setelah lulus SMA harus mendapatkan uang Rp 10 juta untuk modal kuliahnya kelak.

Pengalaman bekerja di marketing perumahan membuatnya mempunyai pengetahuan di dunia properti. Sejak mimpi itu ia mulai mencoba-coba ikut berbagatender. Tender pertama yang ia menangi Rp 162 juta di Jakarta yaitumembangun sebuah Sekolah Dasar di daerah Jakarta Barat. Sukses menangani sekolah membuat Elang percaya diri untuk mengikuti tender-tender yang lebih besar. Sudah berbagai proyek perumahan ia bangun.

Selama ini bisnis properti kebanyakan ditujukan hanya untuk orang-orang kaya atau berduit saja. Sedangkan perumahan yang sederhana dan murah yang terjangkau untuk orang miskin jarang sekali pengembang yang peduli. Padahal di Indonesia ada 70 juta rakyat yang masih belum memiliki rumah. Apalagi rumah juga merupakan kebutuhan yang sangat primer. Sebagai tempat berteduh dan membangun keluarga. “Banyak orang di Indonesia terutama yang tinggal di kota belum punya rumah, padahal mereka sudah berumur 60 tahun, biasanya kendala mereka karena DP yang kemahalan, cicilan kemahalan, jadi sampai sekarang mereka belum berani untuk memiliki rumah,” jelasnya.

Elang membangun rumah dengan berbagai tipe, ada tipe 22/60 dan juga tipe 36/72. Rumah-rumah yang berdiri di atas lahan 60 meter persegi tersebut ditawarkan hanya seharga Rp 25 juta dan Rp 37 juta per unitnya. “Jadi, hany dengan DP Rp 1,25 juta dan cicilan Rp 90.000 ribu per bulan selama 15 tahun, mereka sudah bisa memiliki rumah,” ungkapnya.

Inilah cita cita mulia yang akhirnya terwujud dari seorang mahsiswa semester akhir yang saat ini sedang merampungkan skripsinya.

ditanya tentang apa lagi yang ingin diraihnya dalam hidup, dia menjawab dengan antusias,ingin menjadi tauladan bagi generasi muda, membantu masyarakat sekitar, dan meraih kemuliaan dunia serta akhirat.

"Terinspirasi gak tuh Fren...!!!"

Mei 13, 2009

Jangan Takut Jadi Ember Bocor!

Ketika Dosen Gw cerita tentang ini, Gw ngerasa harus melihat lebih jauh siapa diri Gw?

Dikisahkan ada dua buah ember yang selalu membantu pak tani dalam berkebun. Ember bocor dan ember tak bocor. Setiap hari keduanya selalu membantu pak tani menyirami kebun di ladang. Pak tani selalu mengangkut mereka dari rumah menuju ke ladang. Selalu ketika sampai diladang, ember tak bocor selalu tetap terisi penuh air, sedangkan ember bocor hanya bisa menyisakan setengah atau bahkan seperempat air saja. Sampai suatu ketika ember tak bocor berkata kepada ember tak bocor, " hai sahabatku, apakah selama ini engkau tidak merasa merugikan bapak petani? engkau hanya bisa memberikan air kurang dari setengah dari tubuhmu setiap hari. Coba lihat, aku selalu memberikan air sesuai dengan tubuhku, dan pak tani pasti akan gembira dengan usahaku selama ini".

Kemudian ember bocor mencoba berpikir dan kemudian berkata pada pak tani, "pak tani, mulai sekarang aku ingin berhenti membantumu menyiram tanaman di ladang karena aku tidak bisa memberikan sesuatu yang maksimal bagi ladangmu" Pak tani kemudian dengan tenang berkata, "wahai ember bocor, aku tau kekuranganmu, tapi aku juga tau kelebihanmu". Ember bocor terkejut mendengar perkatan pak tani. "Selama ini engkau telah membantuku dalam memelihara bunga-bunga yang aku tanam disepanjang jalan menuju ladang, engkau menyiramnya setiap hari, kau membuatku bangga". Ember bocorpun kembali bisa tersenyum, dan dapat menatap kembali hidupnya dengan tanpa rasa takut akan kekurangan...

"Woiii, ngerti gak Fren...!"

Intinya, dibalik kekurangan yang loe miliki, percayalah bahwa loe pasti memiliki sesuatu yang lebih besar dibandingin dengan kekurangan loe...
Presiden Obama said, "Yes We Can!"

Semangat Cuy!

Merubah kebiasaan 180 derajat

Santai tapi sungguh-sungguh! Kedengaranya sih sederhana, tapi jalanin-nya ribet banget. Sependapat sih dengan argumen yang nyatain bahwa " time is money", tapi tetep aja sulit untuk bisa shalat tepat waktu. Kenapa ya? Kebiasaan! Ya, itu harus Gw rubah. Loe harus percaya, kalo loe biasa bangun pagi-pagi setiap pagi di pagi hari, percayalah bahwa itu akan terus loe lakuin selamanya, karena itu udah jadi kebiasaan loe, "jangan lupa shalat subuh ya". Tapi kalo kebiasaan loe adalah main game, percayalah bahwa itu akan terus loe lakuin terus menerus, dan loe akan addict karenanya.

Hal yang paling sederhana yang harus loe lakuin adalah dengan ngerubah kebiasaan loe yang kurang bermanfaat menjadi kebiasaan yang punya banyak efek positif buat loe. Gw saranin loe untuk biasain baca. Penting banget tuh Fren...

"Ngomong doang sih gampang, nenek Gw jg bisa..."

Yang penting loe udah niat dan mau ngejalaninnya secara komit, Gw yakin ko', loe pasti bisa...
Intinya Gw mo ngajak loe supaya bisa mnafaatin waktu secara benar, ngudeng kan sekarang?

Gw sih masih nyoba....!